Apakah Musafir, Wanita yang Sedang Nifas, dan Haidl dapat Memperoleh Lailatul Qadr?

روَى الإمامُ أحمد في مُسنَده والنساىٔي أنه صلى الله عليه وسلم قال: “في شَهرِ رَمَضانَ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، وﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ”.
قال جُوَيبرُ سألتُ الضحاكَ: أرَأيتَ النُّفساءَ والحائضَ والمُسافرَ والنائمَ لهُم في ليلةِ القدرِ نَصيبٌ؟ قال: نعَمْ. كلُّ مَن يقبَلُ اللهُ عملَه سَيُعْطِيه نصيبَه مِن ليلةِ القدرِ. ومعنى هذا أن هؤلآء إن أحسَنُوا العملَ في شهرِ رمضانَ فتقبَّلَ اللهُ منهم، ومن تقبَّلَ اللهُ مِنه لم يُحرِّمْه نَصِيبَه من ليلةِ القدرِ.

Imam Ahmad ibn Hanbal meriwayatkan dalam musnadnya begitu juga Imam al-Nasai bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Didalam bulan Ramadlan terdapat malam yang lebih baik dibandingkan seribu bulan, barangsiapa yang dihalangi dari kebaikannya, maka sungguh ia terhalangi.”
Juwaibir berkata: “Aku bertanya kepada Imam al-Dlahhak, “Beritahu aku tentang wanita yang sedang nifas, wanita yang haidl, musafir, dan orang yang tidur, apakah mereka mendapatkan bagian keutamaan lailatul qadr?” Beliau menjawab: “Ya, setiap orang yang Allah terima amalnya, maka Allah akan memberinya bagian dari keutamaan lailatul qadr.” Makna jawaban ini adalah bahwa jika mereka berbuat baik didalam bulan Ramadlan, maka Allah akan menerima amal kebaikan tersebut, dan barangsiapa yang Allah terima amal kebaikannya, maka tidak terhalang mendapatkan bagian keutamaan lailatul qadr.
Wallahu a’lam bisshawab.

Sumber: Al-Madrasah al-Ramadlaniyyah wa al-Mawaid al-Imaniyyah karya Sayyid Abu Bakr ibn Ahmad al-Haddar, Markaz al-Ibda’ al-Tsaqafi li al-Dirasat wa Khidmah al-Turats, 2011 M, hal. 456.

Bagus Ahmadi
Pondok MIA Putra
Pacet Moyoketen Boyolangu Tulungagung
Jum’at, 5 April 2024.