Oleh: Naphan Fathoni Aziz

Asian Games 2018 merupakan ajang pertemuan negara-negara dibelahan bumi Asia untuk bersilaturrahmi dan menjalin persatuan antar bangsa. Disisi lain unjuk kebolehan juga dilakukan oleh masing-masing bangsa untuk menunjukkan potensi-potensi terbaik yang dimiliki oleh anak-anak bangsanya dibidang olahraga.

Seluruh negara peserta Asian Games berupaya mengirimkan kontingen terbaiknya dari berbagai macam cabang olahraga yang ditandingkan. Jauh sebelumnya, seluruh negara peserta Asian Games telah berupaya melakukan proses pembinaan terhadap kualitas atlet-atletnya. Para atlet diharapkan mampu menyumbangkan hasil terbaik untuk negaranya dan untuk dunia olahraga pada umumnya di kawasan Asia.

Dimensi lain yang harus kita pahami bahwa negara-negara yang ada di Asia memiliki sejarah kebangsaan masing-masing. Dari masing-masing bangsa di Asia terdapat berbagai SDM yang saat ini membangun prestasi di Dunia Internasional. Dunia Internasional semestinya memerhatikan progresifitas bangsa-bangsa di Asia khususnya melalui pembinaan yang intens dan serius kepada para anak bangsa yang berprestasi dibidangnya. Menurut saya pembinaan itu tidak hanya berupa support moral saja, namun support finansial juga menjadi pendorong kemajuan bangsa-bangsa di Asia.

Momentum Asian Games 2018 tidak bisa dipandang hanya sebagai ceremonial belaka dimata Dunia Internasional. Lebih dari itu, Dunia Internasional harus menebarkan solidaritas untuk kemajuan olahraga di Asia. Asian Game juga harus dipahami sebagai momentum yang strategis untuk menunjukkan kepedulian Dunia Internasional dalam mewujudkan kemaslahatan ekonomi, budaya, politik, kesehatan masyarakat dunia.

Interaksi antar bangsa-bangsa di dunia sebagaimana yang kita kenali adalah Globalisasi. Praktek yang berlaku di era globalisasi yang saya fahami selama ini adalah orang-orang, peristiwa-peristiwa yang dihubungkan dan dipersatukan dengan mengaburkan atau menghilangkan batas-batas antar negara, sehingga masyarakat menjadi masyarakat dunia yang satu (one global society).

Globalisasi memang bisa dimengerti dari berbagai macam sudut pandang. Ada yang berpandangan bahwa globalisasi menghasilkan berbagai kerugian, misalnya: karena teknologi dan informasi yang mudah diakses pada era globalisasi ini, budaya barat yang mengizinkan terjadinya pergaulan bebas akan sangat merusak moral bangsa-bangsa Timur. Bahkan ada yang berpendapat bahwa globalisasi merupakan produk negara liberal.

Menurut Rockmore (2011:71) bahwa globalisasi dapat dipahami sebagai kembali keawal dari Kapitalisme Modern, yang sejak awal terus berkembang di setiap negara. Sedangkan Kapitalisme merupakan produk dari negara-negara yang berideologi Liberal. Namun tidak boleh sepenuhnya kita menyalahkan globalisasi. Sebagai sebuah fakta, globalisasi harus di respon sedemikian apik dan bijak agar membawa implikasi yang positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Walaupun globalisasi dikatakan produk Kapitalisme Modern negara Liberal yang ditujukan untuk mengintegrasikan dunia. Melalui integrasi masyarakat dunia inilah berbagai isu dan problem bisa ditanggulangi bersama.

Dengan bersatunya masyarakat dunia, solidaritas dan kerjasama antar negara harus terjaga dan terjalin erat. Sehingga dominasi satu negara atas negara lainnya bisa diatasi. Gerakan Non Blok maupun Konferensi Asia Afrika juga merupakan upaya untuk menghilangkan dominasi politik dari negara-negara tertentu yang dibilang orang sebagai negara-negara “adikuasa”, yang dipandang menghambat kemajuan negara-negara yang lainnya. Harapan besar dari terjalinnya persatuan masyarakat dunia, bisa menciptakan pemerataan kesejahteraan di Dunia Internasional.

Melaui Asian Games 2018 yang bertempat di Indonesia, negara-negara adikuasa seharusnya meramahkan basis kebijakan politik yang menyangkut hubungan internasionalnya. Kebijakan itu terutama yang menyangkut ekonomi, sosial dan budaya. Saya kira tindakan seperti itulah yang harus mereka lakukan sebagai bentuk solidaritas, dimana dalam beberapa aspek mereka juga mendapatkan keuntungan secara ekonomi dan politik dari negara-negara di Asia.

Berbicara bangsa Indonesia, tampilnya banyak atlet dari berbagai macam cabang olahraga di Asian Games 2018, seyogyanya membangkitkan semangat Patriotisme kita semua sebagai bangsa Indonesia. Karena mereka berkompetisi didunia olahraga dalam rangka mengharumkan dan mengibarkan merah putih. Curahkanlah solidaritasmu, minimal support moralmu untuk para atlet terbaik bangsa kita yang sedang berkompetisi saat ini.

Masih dengan semangat Patriotisme, kita juga harus mendukung pemerintah dalam rangka memperjuangkan keadilan ekonomi dengan negara adikuasa. Hingga saat ini, kasus pertambangan PT Freeport di Indonesia, dimana keuntungan yang didapatkan oleh Amerika maupun pekerjanya di PT Freeport Indonesia masih jauh lebih besar dibandingkan dengan yang didapatkan oleh Pemerintah Indonesia maupun pekerja Indonesia. Dalam konteks keadilan ekonomi, seharusnya globalisasi juga dapat memberi keadilan atas keuntungan atau penghasilan yang proposional, baik itu untuk negara pengembang maupun negara Indonesia selaku pemilik sumber daya alam, masyarakat sekitar serta keselamatan lingkungan.

Ajang Asian Games 2018, seharusnya menjadi sarana refleksi bagi bangsa-bangsa di dunia. Memupuk solidaritas dan kerjasama antar bangsa secara tertib, adil dan saling menghargai. Paling tidak kerjasama yang sinergis itu akan menjadi modal untuk merespon beberapa problem dan isu global seperti global warming, radikalisme, terorisme, dan seterusnya yang menghantui bangsa-bangsa di Dunia. Semua itu bertujuan untuk mencapai kesejahteraan, keseimbangan, keselarasan tatanan kehidupan bersama dan perdamaian dunia.

(Penulis adalah Pemuda kelahiran Trenggalek dan sedang menjabat sebagai Bendahara PC PMII Tulungagung masa khidmat 2018-2019)