(Tulungagung) Penolakan publik terhadap Kebijakan Pemerintah tentang pendidikan FDS terus berlanjut. Kali ini gerakan penolakan itu bergelora dari Jawa Timur selatan, yaitu Kabupaten Tulungagung. Penerapan Full Day School (FDS) yang digagas oleh Menteri Pendidikan Nasional Muhajir Effendi ditentang keras oleh keluarga besar NU Tulungagung dan para stakholders.

“Penerapan Full Day School akan berpotensi membunuh dan mematikan lembaga pendidikan non formal khususnya Madrasah Diniyah yang telah dikembangkan oleh para kyai dan ulama pendiri republik ini”, sebelum para kyai dan para ulama Instant Knockout bersama pejuang yang lain mendirikan republik ini, mereka jauh hari mendirikan lembaga-lembaga pendidikan dan pondok pesantren, dari situlah gerakan cinta tanah air lahir”. Demikian pernyataan Syaifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur.

Pernyataan tersebut disampaikan Gus Ipul di depan Seribu Masyayikh dan pengurus Nahdlatul Ulama usai menandatangani pernyataan bersama Penolakan Full Day School di atas Kain Putih dengan ukuran 2 X 17 Meter yang dibentangkan di Dinding Depan Kantor PCNU Tulungagung. Pembubuhan tanda tangan ini merupakan salah satu rangkaian acara Halal Bihalal dan Silaturahim Nahdliyin Tulungagung yang di helat PCNU Tulungagung pada Ahad, 23 Juli 2017.

Selain Gus Ipul, Bupati Tulungagung Sahri Mulyo, Wakil Bupati Maryoto Bhirowo, Ketua DPRD yang sekaligus Ketua DPC PDIP Tulungagung Supriyono dan Ketua DPC PKB Tulungagung yang juga Wakil Ketua DPRD Adib Makarim ikut bertadatangan bersama para masyayikh secara bergantian. Penandatanganan ini didampingi secara langsung oleh Rois Syuriah KH Mahrus Maryani dan Ketua Tanfidziyah PCNU Tulungagung KH Abdul Hakim Musthofa.

“Jika Full Day School itu terus diterapkan, yang rugi itu bukan hanya NU, akan tetapi Bangsa Indonesia yang mengalami kerugian besar, karena tempat untuk memberikan pendidikan Akhlakul Karimah itu hilang”, tegas KH Mahrus Maryani yang juga merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Ngunut Tulungagung.

Seluruh Nahdliyin dan Nahdliyat keluarga besar NU Tulungagung yang hadir ikut bertandatangan secara massif dan tertib, mulai dari pengurus cabang, majelis wakil cabang, ranting NU dan para pengasuh pondok pesantren maupun madrasah diniyah. Dari unsur Badan Otonom (Banom) NU tampak Ibu Hj Istiroif Wakil Ketua PC Muslimat NU yang pernah menjabat sebagai Ketua PC Fatayat NU Tulungagung dengan semangat  bertandatangan bersama para ibu-ibu muslimat NU.

Acara penandatanganan menjadi tambah heroik karena Kasatkornas Banser H. Alfa Isnaini juga hadir dan menggoreskan tandatangannya. Sahrul Munir Ketua PC GP ANSOR, Yoyok Mubarok Kasatkorcab Banser Tulungagung dan Banom NU lainnya seperti Fatayat NU, PMII maupun IPNU – IPPNU tak mau ketinggalan./mfm/