(TULUNGAGUNG) Kampanye dan gerakan dari sekelompok aktivis ormas dan partai politik dengan #2019GantiPresiden” mendapat sorotan dari para ulama sepuh Tulungagung. Sorotan itu mengemuka di dalam arena Silaturahim Nahdliyyin yang diselenggarakan PCNU Tulungagung pada Ahad Wage, 16 September 2018.

Dalam taushiah singkatnya Romo KH Muhsin Ghozali dawuh “Perkataan yang benar, dimana dalam islam dikenal dengan istilah qoulan syadidan itu harus dikemukakan sesuai konteksnya, artinya harus memperhatikan ruang dan waktu, tidak sembarangan, meskipun perkataan itu bermakna positif, apalagi yang negatif”. Selain mengingatkan para tokoh NU untuk memegang teguh ke-NU-annya, Musytasar PCNU Tulungagung ini mengungkapkan “Saat ini Pak Jokowi masih menjabat Presiden, jangan sampai warga NU terlibat dalam gerakan 2019 Ganti Presiden, karena itu bukanlah Qoulan Syadidan”. Terang ulama yang juga pernah menjabat sebagai Rois Syuriah PCNU Tulungagung Itu.

Jika dilihat pondasinya, memang terdapat perintah Allah dalam surat al-Ahzab ayat 70 yang berbunyi ;

ياأيها الذين أمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا

” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.”

Sementara itu KH Mahrus Maryani mengajak kepada seluruh pengurus NU untuk menjauhi “syirik Khofi”. “Perjuangan di NU harus diniatkan Li I’lai Kalimatillah, tidak untuk dipamerkan atau mencari pujian maupun penghormatan” ungkap Kyai kelahiran Pakisaji Kalidawir 55 tahun silam itu.

Silaturahim yang dilangsungkan di serambi Masjid Al-Abror Karangtalun Kalidawir itu dihadiri oleh para Masyayikh, pengurus NU dan tokoh-tokoh masyarakat serta ratusan warga NU Kalidawir. Hadir Rois Syuriah PCNU Tulungagung KH Mahrus Maryani, Wakil Rois KH Abdul Fatah Sufyan, KH. Mas’ud Hamna, Ketua PCNU KH Abdul Hakim Musthofa, Sekretaris PCNU Dr. H. Muhtarom, H. Muhammad Yasin, H. Nurkhamim, Moh Fatah Masrun, M.Si, Ketua PC RMI NU Gus Bagus Ahmadi, Para Rois serta Ketua beserta pengurus MWC NU se Tulungagung./mfm/