Oleh : Mohammad Fatah Masrun

Kader NU idealnya adalah sosok yang memiliki kelebihan secara intelektual, emosional dan spiritual dibandingkan dengan kader ormas keagamaan lainnya. Kelebihan tersebut bisa diukur dengan tiga indikator penilaian sebagaimana yang didawuhkan oleh Imam Syafi’i Rahimahullah, yaitu :

Pertama, kemampuan menyimpan kefakiran hingga orang lain mengiranya hidup dalam keadaan berkecukupan. meski dalam kefakiran, dia selalu optimis akan masa depan, yakin dan percaya bahwa sang kholiq maha kaya. sikap ini akan menuntun seorang kader selalu berikhtiar secara keras, tidak mudah putus asa, pantang menyerah, meminta minta kepada yang lain apalagi mengambil sesuatu yang bukan haknya.

Kedua, kemampuan menahan dan menyimpan amarah hingga orang lain menilainya sabar dan ikhlas. Amarah membuat orang tidak kuasa melihat kebenaran dan merupakan sifat yang bisa menjadi sumber petaka bahkan bencana. Jika amarah buy phentermine dibiarkan dan tidak dikendalikan akan mendorong perilaku jahat, destruktif-anarkhis, dan lepas dari akal budinya. Ikhlas dan sabar adalah sumber kedamaian, mengalah sejatinya bukan kalah, tapi mempertimbangkan kemaslahatan yang lebih besar.

Ketiga, kemampuan menyimpan kesusahan hingga orang lain melihat kehidupannya penuh kebahagiaan. kesusahan selalu diyakini sebagai ujian dari sang kuasa. sikap ini menuntun seorang kader selalu memperbanyak bersyukur, mengharap ridho-Nya dan tidak mudah mengeluh. Tempat mengadunya hanya kepada Allah SWT semata, karena dari-Nya semua bermula dan berakhir.

Andai kesusahan adalah hujan, dan kesenangan adalah matahari, maka kita butuh keduanya untuk bersapa dengan sang pelangi.

mfm/abahfatah78@gmail.com