Tulungagung – Semakin maraknya peredaran narkoba di Kabupaten Tulungagung yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, menjadikan keprihatinan semua pihak termasuk Pengurus Nahdlatul Ulama Cabang Tulungagung. Menanggapi fenomena tersebut, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tulungagung berupaya melaksanakan tugas mulia yakni pencegahan. Menjalin kemitraan dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Tulungagung di bidang pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) PCNU Tulungagung membentuk gugus depan relawan pegiat anti narkoba, Kamis ( 09/09) di Front One Hotel Tulungagung.
Kepala BNN Kabupaten Tulungagung, AKBP Sudirman, M.Sc. memaparkan pengguna narkoba di kota marmer saat ini meningkat tajam dan sudah menjalar kesemua lini tidak hanya di lingkungan perkotaan namun sudah masuk pedesaan. Sehingga diperlukan kerjasama semua pihak untuk mengurangi dan melakukan pencegahan termasuk dengan PCNU Tulungagung sebagai opinion leaders di Kabupaten Tulungagung.
“Narkoba merupakan barang haram yang dapat menghancurkan sebuah bangsa. Peredaran obat obatan terlarang secara nasional sangat memprihatinkan sudah masuk berbagai kalangan dengan beragam latar belakang, mulai dari artis, orang biasa, kaya, miskin, pejabat, mahasiswa, dosen, guru besar, sudah kena semua kondisi ini memprihatinkan karena berkaitan dengan tingkat kerusakan otak yang menjadi modal dasar bagi sebuah peradaban bangsa,” jelasnya.
NU sebagai garda terdepan diharapkan dapat menjadi partner BNN untuk melakukan pencegahan di pedesaan, kelompok dan komunitas di bawah lingkungan NU. ”Kami berharap sinergitas dengan NU ini dapat memberantas narkoba secara masif,” lanjut kepala BNN asal Madura ini.
Hadir dalam acara ini, Rois Syuriyah PCNU KH Muhson Hamdani dan Ketua Tandzfidiyah KH Hakim Mustofa. Di tegaskan kyai Hakim, sapaan akrab ketua tandzfidiyah PCNU Tulungagung Pembentukan penggiat anti narkoba ini PCNU menugaskan Lembaga Dakwah Nahdlotul Ulama (LDNU) Cabang Tulungagung beserta ketua LDNU MWC NU se-Kabupaten Tulungagung di karenakan Tugas dan fungsi dari LDNU adalah mengajak ke arah kebaikan.
“Kami sangat prihatin dengan maraknya peredaran Narkoba saat ini yang notabene usia usia produktif yakni pelajar dan mahasiswa sebagai calon penerus bangsa. Oleh karena itu mulai dari keluarga sampai dengan lingkungan masyarakat harus gencar dilakukan kegiatan sosialisasi mengenai ancaman dan bahaya Narkoba”. Perang terhadap peredaran narkoba merupakan salah satu tugas politik kebangsaan bagi para pengurus Nahdlotul Ulama, tegas kyai Hakim.
Sementara Rois Syuriyah PCNU Tulungagung KH Muhson Hamdani menekankan program utama untuk menekan penyalahgunaan narkoba yaitu dengan melakukan penyuluhan gerakan anti narkoba langsung kepada masyarakat khususnya para pemuda sebagai langkah antisipasi awal kepada masyarakat, tidak apatis (diam) dan tidak melupakan upaya batiniyah sebagai tradisi amaliyah dari warga Nadlotul Ulama karena mempunyai pengaruh yang luar biasa dalam rangka jihad memerangi peredaran barang haram tersebut.
Hal senada di ungkapkan Ketua Lembaga Dakwah NU Cabang Tulungagung, Syahrul Munir, menurutnya langkah lainnya bekerjasama dengan instansi terkait untuk menanggulangi penyalahgunaan narkoba, terutama yang berkaitan dengan rehabilitasi bagi korban yang sudah terkena dampak dari narkoba, bekerja sama dengan instansi pemerintah desa juga penting dilakukan dimana mereka memiliki Anggaran Dana Desa (ADD) yang besar dan bisa dianggarkan untuk kegiatan tersebut.
Munir juga berharap, pasca terbentuknya pegiat anti narkoba ini, Pengurus LDNU di tingkat Majelis Wakil Cabang melakukan identifikasi kepada orang yang sekiranya ada potensi terlibat dalam peredaran racun anak bangsa di kecamatan masing masing sebagai salah satu langkah pencegahan.
“Dengan berbagai upaya ini, maka tujuan dan harapan terbentuknya relawan penggiat anti narkoba dapat menekan penyalahgunaan narkoba serta mengurangi korban dari bahaya narkoba khususnya di kalangan kaum muda,” pungkas mantan Ketua PC GP Ansor Tulungagung ini.
Kontributor: Cak Anam
Editor: —-
Komentar Terbaru