Wudhu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang Muslim sebelum melakukan ibadah seperti shalat, thawaf, dan membaca al-Qur’an. Berwudhu menjadi penentu sah tidaknya ibadah seorang Muslim. Oleh karena itu, setiap Muslim harus mengetahui cara berwudhu yang benar karena selain sebagai penentu sah tidaknya ibadah, juga sebagai alternatif membersihkan tubuh dari hadas kecil.

Pentingnya berwudhu telah ditegaskan dalam sebuah hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab Shahih Bukhari no. hadis 135. Hadis tersebut menegaskan bahwa tidak diterima shalat seorang Muslim jika dalam keadaan tidak berwudhu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda:

لا تقبل صلاة من أحدث حتي يتوضأ

“Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadas hingga dia berwudhu.” (HR. Bukhari no. 135)

Artikel ini akan membahas cara berwudhu berdasarkan hadis Nabi yang diambil dari Kitab Shahih Bukhari karya Imam Bukhari bab ke empat yakni bab wudhu, sebagai berikut:
1. Niat

Seperti ibadah pada umumnya, wudhu juga diperlukan niat saat hendak melakukannya. Niat wudhu sebaiknya dilakukan di dalam hati karena pada hakikatnya letak niat adalah di dalam hati. Sebagaimana sabda Nabi dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Nabi bersabda:
إنما الأعمال بالنيات
“Sesungguhnya setiap amal tergantung kepada niatnya.” (HR. Bukhari no. 1).

2. Membaca Basmallah. “Bismillahirrahmanirrahim”.

3. Membasuh kedua telapak tangan sembari menggosok ke sela-sela jari tangan agar air wudhu sampai kepada seluruh permukaan tangan.

4. Berkumur-kumur dengan cara mengambil air menggunakan tangan kanan kemudian memasukkan air wudhu ke dalam mulut.

5. Membasuh hidung dengan cara memasukkan air ke dalam hidung kemudian mengeluarkan air tersebut (istintsar).

6. Membasuh muka dengan meratakan air wudhu ke seluruh permukaan wajah.

7. Membasuh tangan kanan dan tangan kiri sampai siku-siku sembari menyela-nyela jari. Cara membasuhnya dengan mengalirkan air wudhu dari bagian atas (punggung tangan) kemudian mengusapkan air yang mengalir tersebut ke bagian bawah (bagian siku).

8. Membasuh kepala dengan cara membasahi kedua telapak tangan kemudian mengusapkan ke kepala bagian depan kemudian menarik tangan ke belakang untuk membasuh kepala bagian belakang dan menarik kembali tangan ke kepala bagian depan.

9. Membasuh telinga dengan cara memasukkan jari telunjuk ke lubang telinga, sedangkan ibu jari membasuh bagian luar telinga.

10. Membasuh kaki hingga mata kaki yang dimulai dari kaki sebelah kanan sembari menyela-nyela jemari kaki.

Adapun ada beberapa hal yang perlu diketahui terkait wudhu, antara lain:

a) Wudhu sebagai sarana agar kelak wajah kita tampak berseri-seri dan dikenali oleh Nabi di hari kiamat. Oleh karena itu, kita sangat dianjurkan untuk menjaga wudhu agar senantiasa dalam keadaan suci. Sebagaimana sabda Nabi dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dari Abu Hurairah:

ان أمتي يدعون يوماالقيامة غرا محجلين من أثارالوظوء

“Sesungguhnya umatku akan dihadirkan pada hari kiamat dengan wajah berseri-seri karena sisa air wudhu.” (HR. Bukhari no. 136).

b) Seseorang yang menjaga wudhu di hitung shalat selama ia berdiam diri di masjid. Sebagaimana sabda Nabi dalam sebuah hadis riwayat Imam Bukhari dari Abi Hurairah:

لا يزال العبد في صلاةماكان في المسجدينتظر الصلاةمالم يحدث

“Seorang hamba akan selalu dihitung shalat selama ia di masjid menunggu shalat dan tidak berhadas.” (HR. Bukhari no. 176).

c) Disunnahkan membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali. Sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab Shahih Bukhari. Atha’ bin Yazid dari Humran mantan budak Utsman bin Affan, bahwa ia melihat Utsman meminta untuk diambilkan air wudhu dan membasuh tiap anggota wudhu sebanyak tiga kali. Berikut bunyi hadis:

عثمان دعا بوضوء فأفرغ على يديه من إنائه فغسلهما ثلاث مرات، ثم أدخل يمينه في الوضوء، ثم تمضمض واستنشق واستنشر، ثم غسل وجهه ثلاثا، ويديه إلى المرفقين ثلاثا، ثم مسح برأسه، ثم غسل كل رجل ثلاثا، ثم قال : رأيت النبي صلى الله عليه وسلم يثوضأ نحو وضوئي

“Utsman bin Affan minta untuk diambilkan air wudhu. Ia lalu menuang bejana itu pada kedua tangannya, lalu ia basuh kedua tangannya tersebut hingga tiga kali. Kemudian ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudhunya, kemudian berkumur, memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya. Kemudian membasuh mukanya tiga kali, membasuh kedua lengannya hingga siku tiga kali, mengusap kepalanya lalu membasuh setiap kakinya tiga kali. Setelah itu ia berkata, “Aku telah melihat Nabi berwudhu seperti wudhuku ini.” (HR. Bukhari no. 164).

d) Al-Istintsar yakni memasukkan air ke dalam hidung kemudian mengeluarkannya. Hal ini dilakukan saat membasuh hidung. Sebagaimana sabda Nabi:

من توضأ فليستنثر، ومن استجمر فليوتر

“Barangsiapa berwudhu hendaklah mengeluarkan air dari hidung, dan barangsiapa beristinja’ dengan batu hendaklah dengan bilangan ganjil.” (HR. Bukhari no. 161).

e) Membasuh kedua kaki hingga tumit kaki dan bukan mengusapnya. Hal ini dilakukan ketika membasuh kaki. Sebagaimana sabda Nabi:

فنادى بأعلى صوته : ويل للأعقاب من النار، مر تين أو ثلاثا

“Tumit-tumit yang tidak terkena air wudhu akan masuk ke dalam neraka.” Beliau ucapkan itu hingga tiga kali.” (HR. Bukhari no. 163).

f) Mendahulukan anggota wudhu yang kanan terlebih dahulu. Sebagaimana sabda Nabi:

ابدأن بميا منها ومواضع الوضوءمنها

“Hendaklah kalian mulai dari yang sebelah kanan dari anggota wudhunya.” (HR. Bukhari no. 167).

Demikianlah hal tersebut merupakan ringkasan cara berwudhu berdasarkan hadis Nabi yang diambil dari Kitab Shahih Bukhari karya Imam Bukhari. Sebagai umat Islam alangkah baiknya kita berwudhu sesuai tuntunan yang telah diajarkan oleh Nabi karena selain mengikuti sunnah Nabi, pun juga dalam rangka memperbaiki kembali tata cara wudhu kita yang selama ini mungkin masih belum benar. Wallahu A’lam Bishawab.

 

Penulis:

Elva Khoirun Naza, Mahasiswa Jurusan Ilmu Hadis di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.