Hadis adalah sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur’an. Saat ini banyak sekali hadis palsu (maudhu’) yang tersebar di masyarakat kita. Bahkan tidak jarang ditemukan ada seorang yang dengan sengaja mengambil salah satu hadis kemudian disampaikan kepada orang lain dimana orang tersebut pun kurang mengetahui kualitas hadis tersebut apakah shahih, hasan, dhaif atau maudhu’. Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut diperlukan adanya penelusuran hadis atau Takhrij Hadis.

Takhrij Hadis adalah suatu bentuk usaha menemukan hadis pada sumber kitab yang asli baik dari segi sanad maupun matan secara lengkap serta mengetahui kualitas hadis tersebut. Secara umum tujuan Takhrij Hadis adalah untuk mengetahui kualitas hadis. Ada beberapa macam cara yang bisa dilakukan untuk men-takhrij hadis diantaranya yang akan saya bahas dalam artikel ini yaitu Takhrij Hadis Bi Al-Kitab.

Takhrij Hadis Bi Al-Kitab adalah metode penelusuran hadis melalui kitab-kitab dan kamus. Ada lima metode yang bisa digunakan dalam penelusuran hadis kategori ini, sebagai berikut:

  1. Takhrij Hadis Bi Rawi A’la

Yaitu penelusuran hadis berdasarkan nama perawi pertama. Rawi A’la merupakan sebutan bagi orang yang pertama kali meriwayatkan hadis yakni golongan sahabat. Langkah awal dalam penggunaan metode ini adalah kita harus mengetahui pasti nama rawi pertama dalam sebuah hadis. Kitab yang bisa digunakan untuk menerapkan metode ini adalah Musnad yaitu kitab hadis yang disusun berdasarkan nama para sahabat, contoh Musnad Ahmad ibn Hanbal. Kemudian, Atraf  yaitu kitab yang disusun berdasarkan cuplikan matan hadis yang mewakili matan hadis lengkapnya, contoh Atraf al-Sahihain, dan Mu’jam yaitu kitab hadis yang disusun berdasarkan nama sahabat, nama guru, dll berdasarkan alfabet, contoh Kitab Mu’jam al-Kabir.

  1. Takhrij Hadis Bi Matla’

Yaitu penelusuran hadis berdasarkan awal matan atau lafadz pertama dari matan hadis. Langkah awal penggunaan metode ini adalah kita harus mengetahui dengan baik lafadz pertama suatu hadis sehingga nantinya akan lebih mudah dalam menemukan hadis secara lengkap. Kitab yang bisa digunakan untuk menerapkan metode ini adalah kitab Jami’ Sagir min Hadis al-Basyir al-Nazir karya Jalaluddin Abd Rahman ibn Abu Bakar as-Suyuti.

  1. Takhrij Hadis Bi Alfaz

Yaitu penelusuran hadis berdasarkan salah satu lafadz dari matan hadis. Jadi, kita bisa menggunakan lafadz apapun dari sebuah hadis. Akan tetapi, alangkah baiknya menggunakan kata kunci sehingga nanti hadis yang kita cari mudah untuk ditemukan. Kitab yang bisa digunakan untuk menerapkan metode ini adalah Kitab Mu’jam Mufahras li Alfaz al-Hadis Nabawi karya Dr. Arnold John Wensinck, salah satu guru besar bahasa Arab di Universitas Leiden, Belanda.

  1. Takhrij Hadis Bi Maudu’

Yaitu penelusuran hadis berdasarkan tema atau topik permasalahan yang termuat dalam matan hadis. Misalnya, hadis tentang hukum fiqih seperti shalat, zakat, puasa serta tema-tema yang lainnya. Cara menggunakan metode ini adalah kita diharuskan menelusuri kitab hadis yang disusun berdasarkan bab dan pembahasan fiqih. Kitab yang bisa digunakan untuk menerapkan metode ini adalah Miftah Kunuz al-Sunnah karya A.J Wensinck.

  1. Takhrij Hadis Bi Sifat

Yaitu penelusuran hadis berdasarkan sifat hadis baik dari segi sanad, matan ataupun dari segi sanad dan matan sekaligus. Jadi, sebelum melakukan penelusuran, kita harus mengetahui keadaan dan sifat sebuah hadis tersebut. Cara menerapkan metode ini adalah kita diharuskan mencari sumber kitab yang khusus membahas keadaan dan sifat dari sanad dan matan hadis. Kitab yang bisa digunakan untuk menerapkan metode ini adalah berdasarkan kondisi sanad kita bisa menggunakan kitab al-Mawdu’at al-Sughra karya Syaikh Ali Qari Harawi, berdasarkan kondisi matan kita bisa menggunakan kitab al-Musalsalat al-Kubra karya al-Suyuti dan berdasarkan kondisi sanad dan matan kita bisa menggunakan kitab ‘Ilal al-Hadis karya Ibn Abi Hatim al-Razi.

Demikian hal tersebut adalah lima metode Takhrij Hadis Bi Al-Kitab yang bisa digunakan untuk menelusuri hadis agar kita mengetahui kualitas hadis dari segi sanad maupun matan secara keseluruhan.

 

Penulis:
Elva Khoirun Naza,
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hadis di Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.