Tulungagung – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bagi sebagian besar umat Islam di Indonesia menjadi momen spesial yang ditunggu-tunggu. Selain menjadi hari untuk mengingat dan mempelajari kembali sejarah Nabi Muhammad, beberapa tradisi turut digelar di beberapa daerah. Termasuk Pengurus Cabang Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Kabupaten Tulungagung menggelar pengajian Kemaslahatan Umat dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, senin malam (02/11/2020) bertempat di halaman Masjid At Taqwa Billah Desa Kedoyo Kecamatan Sendang Tulungagung.
Ketua Cabang Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Tulungagung H Siswandi menjelaskan dalam maulid ini tidak hanya membikin sebuah upacara ceremonial belaka, namun perenungan dan pengisian batin agar tokoh sejarah tidak menjadi fiktif dalam diri kita, tapi betul-betul secara kongkrit tertanam, mengakar, menggerakkan detak-detak jantung dan aliran darah ini.
“Pengajian ini digelar oleh LKKNU Tulungagung bekerjasama dengan warga masyarakat desa Kedoyo dan Forum Tulungagung Sehat.
Sengaja ditempatkan di desa Kedoyo sendang dengan harapan selain sebagai forum dakwah juga sebagai sarana silahturohim dengan warga setempat yang sudah lama tidak ada forum besar sejak pandemi covid 19,” jelas H Siswandi yang juga merupakan guru Agama
di SDN Kedoyo.
Pengajian ini diisi dengan ceramah agama oleh KH Yasin Bisri dari Ngantru Tulungagung.
Dalam ceramahnya KH Yasin Bisri menerangkan Meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah SAW adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri.
“Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, dengan cara mengumpulkan banyak orang dan dibacakan ayat-ayat Al-Quran dan diterangkan sejarah kehidupan dan perjuangan Nabi sejak kelahiran hingga wafatnya dan diadakan pula sedekah berupa makanan dan hidangan lainnya adalah merupakan perbuatan Bid’ah hasanah (bid’ah yang baik), dan akan mendapatkan pahala bagi orang yang mengadakannya dan yang menghadirinya, sebab terdapat rincian beberapa ibadah yang dituntut oleh stara’ serta sebagai wujud kegembiraan, kecintaan atau mahabbah kapada Rosullullah saw,” tegas kyai nyentrik asal desa Pinggirsari Kecamatan Ngantru Tulungagung.
Hadir dalam acara ini pengurus Cabang LKKNU Tulungagung, tokoh Agama, Pemuda masyarakat desa setempat, Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC NU) Banom NU se Kecamatan Sendang.
Kontributor: Khoirul Anam
Editor: —
ngapunten kang admin iku nopo pengajian teng desa kedoyo, mireng-mireng saking konco kulo niku acara rutin tahunan nopo leres ?…