Wahyu al-Qur’an diturunkan dalam dua bentuk, yaitu sekaligus dan bertahap. Penurunan yang bentuknya sekaligus terjadi saat al-Qur’an diletakkan Allah SWT ke Lauh Mahfuzh.
Surat Al-Buruj ayat 21-22
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيدٌ 21
فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظٍ 22
“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh”.
Kemudian, dari Lauh Mahfuzh, Allah SWT mengirimkannya ke Baitul Izzah juga dengan bentuk sekaligus.
Surat al-Qadr ayat 1:
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan.”

Ayat di atas dalam tafsir al Qurtubi disebutkan bahwa Al Mawardi bercerita, bahwa Ibnu ‘abbas berkata : Al Qur’an turun di bulan Ramadhan, di lailatul qodr, di malam yang penuh berkah secara keseluruhan, dari Allah ke lauh Mahfudz lalu ke langit dunia.

Syekh Nawawi Banten menjelaskan ayat “innā anzalnāhu fī lailatil-qadr”, yakni sesungguhnya telah kami turunkan Al-Qur’an sekaligus pada lailatul qadr dari Lauhil Mahfudz kepada malaikat juru tulis langit dunia di Baitul ‘Izzah.

Lauh Mahfuzh adalah suatu tempat catatan segala ketentuan dan kepastian Allah, sedangkan Baitul “Tzzah adalah suatu tempat yang berada di langit pertama.

Dari Baitul “Izzah ini, Allah SWT menurunkan al-Qur’an secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW melalui Malikat Jibril AS.

Surat As Syu’ara’ ayat 193-195 :
نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ
193. dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril),
عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ
194. ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,
بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِينٍ
195. dengan bahasa Arab yang jelas.

Dan juga dalam surat al-Isro’ ayat 106 :
وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً
106. Dan Al Qur’an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian.
Hadits Riwayat Ibnu ‘Abbas :
نزل القرآن في ليلة القدر جملة واحدة إلى سماء الدنيا كان بموقع النجوم» ، فكان الله ينزله على رسوله صلى الله عليه وسلم بعضه في أثر بعض
“Al Qur’an diturunkan secara sekaligus ke langit dunia, dan hal itu adalah seperti perpindahan bintang-bintang. Allah menurunkannya kepada nabi Muhammad SAW sedikit demi sedikit.”
Tersimpannya al-Qur’an dalam Lauh Mahfuzh memberikan petunjuk bahwa al-Qur’an telah diciptakan sejak awal sebelum lahirnya Nabi Muhammad SAW. Lebih dari itu, al-Qur’an bisa disebut sebagai penciptaan awal sebelum penciptaan makhluk-makhluk Allah SWT yang lain. Untuk lebih memahaminya, dapat dikemukakan gambaran seseorang yang melakukan pekerjaan tertentu. Sebelum bekerja, tentu ia memiliki perencanaan di otaknya. Apa yang telah dipikirkan baru diwujudkan dalam pekerjaannya. Karena kebenaran al-Qur’an di Lauh Mahfuzh di luar jangkauan akal manusia, maka hanya iman yang bisa menangkapnya.

Kang Yanu